Membangun Bangsa yang Sehat: Meningkatkan Partisipasi Kebugaran sebagai Pilar Fundamental Pembangunan Berkelanjutan
2025-01-04 06:15:23, Bayu Ristiawan

Pembangunan kualitas kesehatan masyarakat merupakan salah satu pilar fundamental dalam mencapai pembangunan berkelanjutan yang komprehensif. Dalam konteks ini, partisipasi kebugaran masyarakat memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Kesehatan yang baik tidak hanya berdampak pada kesejahteraan individu, namun juga pada kemajuan sosial-ekonomi suatu bangsa secara keseluruhan.
Partisipasi kebugaran merupakan komponen penting dalam menjaga dan membangun kualitas kesehatan masyarakat yang bertujuan menciptakan kesejahteraan sosial. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa individu yang aktif secara fisik cenderung memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker (WHO, 2020). Selain itu, aktivitas fisik yang teratur juga dapat meningkatkan kesehatan mental, mengurangi stres, dan meningkatkan produktivitas (Warburton et al., 2006).
Pada tingkat masyarakat, partisipasi kebugaran yang tinggi dapat mendorong pembangunan kualitas kesehatan secara keseluruhan. Masyarakat yang bugar cenderung memiliki beban biaya kesehatan yang lebih rendah, sehingga sumber daya dapat dialokasikan untuk investasi di bidang lain, seperti pendidikan dan infrastruktur (Katzmarzyk & Janssen, 2004). Selain itu, masyarakat yang sehat dan bugar juga dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan sosial (Ding et al., 2016).
Meskipun pentingnya partisipasi kebugaran dalam pembangunan kualitas kesehatan masyarakat telah diakui, bukan berarti hal ini tanpa hambatan. Masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam merencanakan strategi untuk meningkatkan partisipasi kebugaran. Beberapa tantangan utama antara lain adalah gaya hidup sedentari dan kurangnya motivasi untuk berolahraga, keterbatasan akses dan infrastruktur untuk aktivitas fisik, kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat kebugaran dan disparitas partisipasi kebugaran di antara kelompok sosio-ekonomi.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan di antaranya seperti kampanye dan edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebugaran, pengembangan infrastruktur dan fasilitas olahraga yang mudah diakses oleh masyarakat, insentif dan program yang mendorong partisipasi kebugaran, seperti asuransi kesehatan berbasis aktivitas fisik, kolaborasi lintas sektoral untuk mengintegrasikan kebugaran dalam program pembangunan kesehatan masyarakat serta penelitian dan pengembangan untuk mengidentifikasi strategi yang efektif dalam meningkatkan partisipasi kebugaran.
Dalam mewujudkan ide tersebut, kita dapat melihat berbagai negara di dunia yang telah menerapkan strategi inovatif untuk meningkatkan partisipasi kebugaran masyarakat sebagai bagian dari pembangunan kualitas kesehatan. Beberapa praktik terbaik yang dapat menjadi inspirasi di antaranya negara-negara di Skandinavia seperti Norwegia dan Swedia, telah lama menerapkan kebijakan yang mendorong aktivitas fisik di tempat kerja dan sekolah, serta menyediakan infrastruktur yang mendukung gaya hidup aktif (Andersen et al., 2016).
Kemudian ada negara tetangga Indonesia yaitu Singapura yang mengembangkan program komprehensif untuk meningkatkan kebugaran masyarakat, termasuk insentif asuransi kesehatan, penyediaan fasilitas olahraga, dan kampanye kesadaran publik (Teo et al., 2013). Selanjutnya juga negara Jepang yang telah menerapkan program "Senam Pagi Nasional" (Rajio Taiso) selama bertahun-tahun, yang mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik sederhana secara rutin (Nakanishi & Tatara, 2000). Dan yang terakhir ada negara Brasil yang mengintegrasikan kebugaran sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional, dengan menyediakan pelatih olahraga di setiap komunitas dan mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik (Kirk & Berdahl, 2014).
Pembelajaran dari praktik terbaik dari beberapa negara di atas merupakan contoh dalam upaya mengembangkan strategi yang sesuai dengan konteks lokal dan budaya masing-masing negara. Membangun bangsa yang sehat melalui peningkatan partisipasi kebugaran merupakan pilar fundamental dalam mencapai pembangunan berkelanjutan yang komprehensif. Partisipasi kebugaran yang tinggi tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Meskipun terdapat beberapa tantangan, strategi yang komprehensif dan kolaboratif dapat membantu meningkatkan partisipasi kebugaran di masyarakat. Pembelajaran dari praktik terbaik di dunia dapat menjadi inspirasi dalam mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan konteks lokal. Dengan komitmen yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, Indonesia dapat membangun bangsa yang sehat dan bugar, yang pada akhirnya akan mendukung pembangunan berkelanjutan yang lebih inklusif dan sejahtera.
Referensi:
Andersen, L. B., Mota, J., & Di Pietro, L. (2016). Update on the global pandemic of physical inactivity. The Lancet, 388(10051), 1255-1256.
Ding, D., Lawson, K. D., Kolbe-Alexander, T. L., Finkelstein, E. A., Katzmarzyk, P. T., Van Mechelen, W., & Pratt, M. (2016). The economic burden of physical inactivity: a global analysis of major non-communicable diseases. The Lancet, 388(10051), 1311-1324.
Katzmarzyk, P. T., & Janssen, I. (2004). The economic costs associated with physical inactivity and obesity in Canada: an update. Canadian journal of applied physiology, 29(1), 90-115.
Kirk, J. M., & Berdahl, L. (2014). Cuba's focus on health and wellness: a model for the developing world?. Socialism and Democracy, 28(3), 157-171.
Nakanishi, Y., & Tatara, K. (2000). Relationship between Rajio Taiso (a kind of group exercise in Japan) participation and physical and mental health. Journal of epidemiology, 10(2), 149-156.
Teo, C. H., Chin, Y. S., Appukutty, M., Mohd Nasir, M. T., Karim, N. A., & Gan, W. Y. (2013). Sports and physical activity: Attitudes and practices among Malaysian adults. Asian journal of sports medicine, 4(1), 29.
Warburton, D. E., Nicol, C. W., & Bredin, S. S. (2006). Health benefits of physical activity: the evidence. Cmaj, 174(6), 801-809.
World Health Organization. (2020). Physical activity. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity